7 Tips Mengajar Kreatif dengan Konsep Belajar Sensory Play
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Profesi guru membutuhkan kesungguhan, keseriusan dan pengabdian yang tulus untuk mendidik anak didiknya.
Potensi-potensi yang dimiliki setiap anak tentu saja berbeda dan banyak variasinya, termasuk kemampuan mereka dalam bernalar dan memecahkan suatu permasalahan masih harus benar-benar dibimbing oleh guru. Bukan hanya kemampuan bernalar dan kemampuan memecahkan permasalahan saja, tetapi guru juga harus melatih siswanya untuk bisa berpikir kreatif dan bertalenta.
Adapun beberapa tips mengajar kreatif dengan konsep belajar sensory play yang harus kamu ketahui.
Mengapa Guru Harus Mengajar Kreatif?
Pernahkah kamu melihat keadaan kelas di siang hari? Biasanya suasana kelas di siang hari cenderung ricuh atau bahkan cenderung sepi. Suasana kelas yang ricuh biasanya disebabkan oleh siswa yang sibuk berbicara atau melakukan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat. Sedangkan suasana kelas yang sepi biasanya disebabkan oleh sebagian siswa yang mengalami kantuk dan menjadi pendiam atau keadaan siswa yang sedang serius mengikuti proses pembelajaran.
Di antara kedua kondisi tersebut, pilihan mana yang paling sering ditemukan? Ya, jawabannya adalah pilihan pertama. Kondisi siswa yang ramai karena asik berbicara dan sepi karena sebagian siswa merasa mengantuk atau bosan selama kegiatan belajar sering ditemukan di dalam kelas, terutama di siang hari dan kondisi tersebut sudah termasuk lumrah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Anda bisa mengubah cara mengajar Anda. Oleh karena itu, Anda harus kreatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan memilih model pembelajaran serta metode belajar apa yang akan digunakan. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan bahan ajar dan media yang akan digunakan saat mengajar.
Dalam memilih bahan dan media pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa bahan ajar tersebut sudah dirancang dengan baik, singkat, jelas dan disusun dengan menggunakan bahasa yang dimengerti siswa. Selain itu, untuk media pembelajaran, Anda bisa menggunakan alat peraga ketika sedang mengajar pelajaran Matematika, serta menggunakan infokus atau laptop ketika ingin menjelaskan sesuatu dengan video pembelajaran.
Video pembelajaran adalah salah satu cara kreatif yang sering digunakan guru untuk mengajar. Dalam hal ini, Anda harus memastikan bahwa video pembelajaran tersebut informatif, unik dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sautu materi pembelajaran. Anda juga bisa menggunakan video musik daerah atau lagu kebangsaan untuk memulai kegiatan pembelajaran supaya siswa lebih semangat dalam belajar di kelas.
Adapun ciri-ciri guru kreatif yang harus Anda ketahui yaitu sebagai berikut.
Ciri-Ciri Guru Kreatif
1. Berpikir Inovatif
Seorang guru yang kreatif adalah mereka yang selalu ingin berinovasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Mereka selalu mencari cara ataupun variasi belajar baru supaya motivasi siswa saat belajar semakin meningkat dan kemampuan mereka juga semakin berkembang.
2. Percaya Diri
Sifat percaya diri adalah milik guru yang kreatif. Guru yang kreatif cenderung memiliki semangat yang besar dalam mengajar dan tetap maju walaupun hasil yang mereka dapatkan kurang memuaskan. Mereka selalu percaya diri dengan apa yang mereka ciptakan, seperti karya ilmiah ataupun karya tulis.
3. Tidak Gagap Teknologi
Selain itu, guru yang kreatif adalah mereka yang peka terhadap teknologi dan perkembangan zaman. Jika seorang guru gagap terhadap teknologi, pergerakan mereka akan menjadi terhambat dan gagal menjadi guru yang kreatif.
4. Cerdas dalam Menemukan Talenta Siswa
Guru yang kreatif adalah guru yang peka terhadap potensi atau talenta yang dimiliki anak didiknya. Mereka bisa mengenal kemampuan setiap anak. Dengan kepekaan yang mereka miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak didiknya.
5. Materi Pelajaran yang Diajarkan Mudah Dimengerti
Mengajar itu bukanlah hal yang mudah. Bahkan sebagian guru masih sering merasa kesulitan untuk mengajarkan suatu materi pelajaran ke anak didiknya, beberapa dari itu apa yang mereka ajarkan terkadang tidak mudah untuk dimengerti siswa.
Oleh karena itu, guru kreatif tentu saja memiliki cara atau jurus tertentu untuk membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah dicerna oleh siswa, misalnya dengan menggunakan sensory play.
Beberapa tips mengajar kreatif dengan konsep belajar sensory play akan dijelaskan sebagai berikut.
7 Tips Mengajar Kreatif dengan Konsep Belajar Sensory Play
Sensory play merupakan aktivitas yang melibatkan panca indera anak. Metode sensory play biasanya diterapkan pada anak bayi, di mana aktivitas yang akan mereka lakukan melibatkan gerakan dan keseimbangan bayi.
Manfaat dari sensory play ini tidak hanya membuat aktivitas anak menjadi lebih menyenangkan tetapi juga membantu mereka dalam mengembangkan kognitif anak.
Adapun hal yang menjadi tujuan dari penggunaan metode sensory play ini yaitu:
- Melatih perkembangan otak anak
- Melatih perkembangan bahasa anak, baik motorik kasar halus, kognitif, kreativitas anak, kemampuan dalam bersosialisasi dan kecerdasan emosi.
1. Melakukan Senam Otak
Kegiatan senam otak bisa Anda terapkan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Senam otak sangat bagus untuk melatih kognitif, konsentrasi anak dan perkembangan otak. Adapun gerakan-gerakan yang diberikan dapat membuat anak menjadi lebih semangat dalam belajar. Anda bisa mendapatkan beberapa referensi video senam otak dari YouTube.
2. Bernyanyi
Hal lain yang bisa dilakukan yaitu dengan bernyanyi. Anda bisa mengajak siswa Anda untuk menyanyikan lagu daerah, lagu kebangsaan ataupun lagu pop yang mereka gemari. Kegiatan ini bisa Anda lakukan ketika kegiatan belajar sudah selesai dilaksanakan atau ketika sedang free class. Adanya kegiatan ini juga bisa melatih kekompakan siswa di dalam kelas serta melatih bakat terpendam yang mereka miliki.
3. Melakukan Percakapan dengan Berbagai Macam Bahasa
Apabila biasanya setiap guru dan siswa berkomunikasi dengan menggunakan satu bahasa, seperti bahasa Indonesia, maka pada kesempatan ini Anda bisa mengajak anak didik Anda untuk melakukan percakapan dengan menggunakan berbagai macam bahasa, seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak, ataupun bahasa Inggris. Dengan begitu mereka akan terbiasa dan pengetahuan mereka terhadap bahasa semakin bertambah.
4. Bermain Peran
Selain itu, Anda juga bisa mengajar anak Anda untuk bermain peran ketika sedang mengajar di kelas. Misalnya, Anda meminta siswa Anda untuk mengajar di depan kelas, layaknya seorang guru yang sedang menjelaskan suatu materi pelajaran. Dengan begitu mereka akan semakin semangat dalam belajar, apalagi ketika kesempatan mereka untuk menjadi guru semakin dekat.
5. Membaca Puisi
Siapa yang bisa membaca puisi? Membaca puisi tidak semudah apa yang kita bayangkan selama ini. Ada beberapa teknik yang harus dikuasai seseorang ketika ingin membaca puisi, seperti bisa mengenali emosi yang terdapat dalam puisi, intonasi dalam membaca, artikulasi, dan gerakan seseorang ketika sedang baca puisi. Dengan membaca puisi, panca indera siswa akan bekerja secara bersamaan, seperti indera untuk melihat, mendengar dan pergerakan otot ketika sedang bergerak.
6. Outdoor Class
Belajar tidak diharuskan untuk selalu di dalam kelas. Outdoor class sudah biasa dilakukan oleh sebagian guru. Dengan melakukan pembelajaran di luar kelas, siswa bisa bermain sembari belajar. Kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan tubuh mereka turut sehat karena adanya pergerakan.
7. Membuat Alat Peraga
Biasanya guru yang sering membuat alat peraga, tetapi dalam hal ini siswa membuat alat peraga bersama teman-temannya secara berkelompok yang didampingi oleh guru. Dalam hal ini, kreativitas mereka akan dilatih oleh guru, terutama dalam memadukan materi pelajaran dan kemampuan kreativitas mereka dalam membuat alat peraga.
Demikianlah penjelasan tentang mengapa guru harus bisa mengajar kreatif dan beberapa penjelasan menganai tips mengajar kreatif dengan konsep belajar sensory play. Dalam penerapannya, Anda harus memastikan bahwa adanya pergerakan dan kemampuan siswa yang dilatih, misalnya bahasa, kreativitas, dan kemampuan mereka dalam bersosialisasi.