7 Tips Memberitahu Orangtua Mengenai Permasalahan Anaknya
Agenda paling menegangkan menjalani profesi guru adalah ketika harus berhadapan dengan wali murid yang bermasalah. Kondisinya akan unpredictable karena setiap orang tua memiliki sikap dan pandangan berbeda.
Akan ada beragam reaksi yang ditunjukkan oleh mereka. Bisa jadi ada yang menerima dengan lapang dada, ada yang tidak peduli, namun tidak sedikit juga yang marah hingga mengancam guru.Kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu diantisipasi agar pesan tersampaikan dengan baik.
Sebagai pihak yang diberi kepercayaan, wajar jika orang tua menaruh harapan besar pada guru. Namun walau bagaimanapun guru bukanlah malaikat. Mereka butuh dukungan dan kerjasama dari orang tua.
Agar berjalan dengan mulus, cobalah untuk melakukan 7 tips ini.
1. Sampaikan Permasalahan Anak secara Spesifik
Saat terjadi masalah pada anak yang mengharuskan ada pertemuan dengan wali murid, sampaikan secara detail. Katakan yang sebenarnya terjadi tanpa harus ada yang ditutupi. Meskipun pahit, kenyataan yang disampaikan dengan jujur akan lebih baik efeknya dari pada berbohong.
Semisal anak melakukan tindakan curang di sekolah. Sampaikan pada orang tuanya apa bentuk kecurangannya. Jika ia mencuri, maka barang apa yang dicuri dan milik siapa barang tersebut. Waktu beserta tempatnya juga perlu Anda beritahukan pada wali. Lengkapi juga dengan kronologi kejadian agar tidak terjadi kesalahpahaman.
2. Pilih Waktu yang Tepat
Mengapa harus mempertimbangkan waktu? Karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari pertemuan Anda dengan wali murid yang bersangkutan. Jika memang dipperlukan, lakukan riset terslebih dahulu sebelum memanggilnya.
Sebaiknya Anda memastikan bahwa orang tua sedang dalam keadaan kondusif. Baik fisik maupun mentalnya. Contohnya saja jika Anda menyampaikan permasalahan, sedangkan mereka baru saja berkabung. Maka tentu aka nada perbedaan reaksi ketika Anda menyampaikannya saat mereka dalam kondisi normal.
Maka dari itu penting melakukan sebuah riset ringan mengenai keluarga siswa. Sisi emosionalnya akan membuat kemungkinan untuk menjadi irasional apabila waktunya kurang tepat. Pelajari juga karakter dan sifat mereka secara garis besar.
3. Gunakan Bahasa Verbal dan Non verbal yang Baik
Setelah Anda memiliki cukup data mengenai kondisi keluarga dan karakter orang tua, maka persiapkan poin ini. Dengan riset tersebut, Anda menjadi lebih terarah akan menggunakan gaya bahasa seperti apa. Baik verbal maupun nonverbal.
Sejatinya sebuah komunikasi akan dikatakan berhasil ketika komunikan atau lawan bicara menangkap dengan tepat pesan dari komunikator. Maka berhati-hatilah dalam menyampaikan fakta yang berat tersebut. Jangan sampai orang tua menilai bahwa Anda menuduh atau merendahkan anaknya.
Hindari kata-kata judgement pada anak di hadapan orang tuanya. Kata seperti bodoh, tidak kompeten, nakal, brutal, pembuat onar, serta sebutan negatif lainnya sangat dilarang. Secara naluriah mereka pasti tidak terima jika anaknya dilabeli demikian. Meskipun itulah kebenarannya, akan tetapi pilihlah kata yang lebih sopan.
4. Memberi Tahu Masalah dengan Kedua Wali Siswa
Saat akan memberi tahu orang tua, alangkah lebih baik kedua wali sama-sama tahu dalam waktu bersamaan. Apabila hanya salah satunya yang mendapat informasi, dikhawatirkan terjadi miss information. Anggap saja ibu dari siswa yang datang, kemudian pihak seolah memberi tahu masalah yang dialami siswa.
Suatu ketika datang ayahnya ke sekolah untuk mengajukan komplain karena tidak tahu perkara tersebut. Tidak menutup kemungkinan si ayah datang dengan emosi yang tidak stabil, maka runyamlah masalahnya. Padahal pihak sekolah sudah menyampaikan kepada istrinya namun ia tetap tidak terima.
Jadi, itulah sebabnya diusahakan untuk membicarakan anak yang bermasalah dengan kedua wali. Jika orang tuanya kompak dan bisa bekerja sama, maka tidak masalah kepada salah satunya. Namun bisa menjadi masalah baru ketika komunikasi antar walinya tidak kooperatif.
5. Tunjukkan Apa Saja yang Sudah Dilakukan Guru
Selama pertemuan berlangsung, jabarkan secara menyeluruh tentang pokok permasalahan. Kemudian jangan lupa memberi tahu upaya para guru untuk mengatasi problem tersebut. Namun perlakuan curang siswa yang bersangkutan belum juga tuntas. Katakan pada kedua wali bahwa pihak sekolah butuh bantuan mereka untuk menemukan jalan keluar.
Sebelum mengatakan ini, tentu guru harus sudah melakukan tindakan. Memberikan teguran, nasehat, hingga hukuman yang sesuai dengan pelanggaran. Hukuman tersebut hanya jika siswa terbukti bersalah dengan bukti yang kuat.
6. Sosialisasikan Rencana Selanjutnya
Langkah berikutnya adalah mengutarakan rencana tindak lanjut dari sekolah. Mensosialisasikannya kepada wali siswa harus dalam bentuk planning yang utuh. Ketika mereka mendengarnya, pertimbangan serta keputusan selanjutnya dapat segera dilakukan.
Setelah menyampaikan kepada mereka, cari tahu tentang karakter dan tingkah laku anak selama di rumah. Barangkali terdapat perbedaan yang signifikan sehingga harus mencari tahu penyebabnya. Langkah ini akan sangat berguna untuk menyusun solusi yang sesuai dengan permasalahan.
7. Perhatikan Pendapat Orang tua dan Berdiskusilah
Apabila mereka enggan untuk mengatakan banyak hal, pancinglah terus hingga mau agkat suara. Pandangan mereka sangat penting untuk menjadi referensi Anda dalam mendidik anaknya.
Selama orang tua mengungkapkan pendapatnya, jadilah pendengar yang baik. Jangan sampai menyela pembicaraan, terlebih saat mereka sedang emosional. Saat mereka didengarkan dengan seksama, mereka akan merasa sangat dihargai.
Mengajak mereka berdiskusi akan membuat pertemuan lebih terarah. Jika ada hal yang tidak sesuai, hindari untuk mendebatnya. Namun timpali dengan obrolan lain yang tetap mengarah dengan pembahasan utama.
Memberi tahu permasalahan anak kepada orang tua butuh keahlian khusus. Terutama dalam hal berkomunikasi dan problem solving. Jangan lupa untuk mempersiapkan tameng jika langkah-langkah di atas ternyata tidak sesuai dengan harapan. Bisa saja terjadi bentrok atau kekerasan tak terduga. Jadi mintalah rekan guru atau satpam untuk siap siaga.
Tetaplah berada di posisi netral selama pertemuan berlangsung. Hal tersebut supaya menghasilkan putusan yang solutif dan adil untuk semua pihak yang terlibat. Selamat mencoba dan semoga berhasil!