7 Strategi Pengelolaan Video Based Learning dalam Pembelajaran Hybrid
Pembelajaran hybrid dilakukan dengan banyak metode, salah satunya dengan menggunakan video based learning. Artikel ini selanjutnya akan membahas tujuh strategi pengeloaan video based learning dalam pembelajaran hybrid.
Pembelajaran Hybrid
Pembelajaran hybrid sudah lama diterapkan dalam bidang pendidikan. Metode ini muncul pada akhir tahun 1990. Pada saat itu, pembelajaran hybrid dikenal sebagai metode pengajaran baru untuk pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan beragam teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan dari penerapan pembelajaran hybrid ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran kepada siswa serta mendorong guru untuk mengubah metode pembelajaran yang dilakukannya. Pembelajaran hybrid ini mengubah pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru.
Pada dasarnya, pembelajaran menggunakan pembelajaran hybrid ini tidak hanya mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan e-learning saja, tetapi juga dapat berbentuk seperti metode, media, sumber, lingkungan, ataupun strategi pembelajaran. Pembelajaran hybrid ini mampu memberikan kesempatan terbentuknya pengalaman belajar yang fleksibel, bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Pembelajaran hybrid memberikan kesempatan yang lebih luas bagi murid untuk belajar.
Teknologi yang Digunakan dalam Pembelajaran Hybrid
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pembelajaran hybrid ini menggunakan beragam perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa teknologi yang digunakan dalam pembelajaran hybrid.
1. Podcast
Podcast adalah program siaran suara/audio digital non-streaming. Pembelajaran hybrid bisa menggunakan podcast untuk menyampaikan materi pembelajaran, instruksi tugas, atau tahapan-tahapan melakukan praktik lapangan. Melalui podcast rekaman, diskusi dari materi pembelajaran dapat dikirim dengan e-mail dan didengar melalui web, aplikasi, dan MP3 player.
Penggunaan podcast dalam pembelajaran hybrid bisa menstimuasi pendengaran dan melatih pendengar menghubungkan antara suara yang didengar dengan materi yang ada. Apabila murid sering mendengarkan podcast, kemampuan verbal dan daya ingatnya akan meningkat. Durasi podcast singkat saja, cukup 5—15 menit. Podcast yang dapat diakses oleh telepon genggam agar memudahkan siswa untuk mendengar materi belajar kapan pun dan di mana pun.
2. Laboratorium Virtual (E-Lab)
Laboratorium merupakan komponen sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran sains. Penggunaan metode pembelajaran hybrid membutuhkan laboratorium virtual atau e-lab. E-lab adalah salah satu metode yang mahal dan kompleks yang bisa membuat siswa bisa mempelajari beragam fenomena atau peristiwa Sains. Tak seperti laboratorium konvensional, e-lab ini tentu lebih aman. Tidak ada objek berbahaya seperti bahan kimia pada e-lab ini.
3. E-Worksheet
E-worksheet merupakan penerapan terbaru dari pembelajaran hybrid. E-worksheet ini berperan sebagai media interaktif siswa dalam kerja kelompok, membagikan materi belajar, latihan, tes pilihan ganda, prosedur praktikum pembelajaran, juga glosarium.
4. Technology Enhanced Learning (TEL)
Technology Enhanced learning (TEL) atau pembelajaran berbantuan teknologi adalah contoh penerapan pembelajaran hybrid dengan mengadopsi strategi pembelajaran kolaborasi berbasis jaringan. Siswa bisa tetap bekerja sama dan melakukan interaksi jarak jauh dalam sebuah kelas virtual.
5. Blended Solution
Blended Solution merupakan contoh dari penerapan pembelajaran hybrid yang mengutamakan integrasi metode dan media pembelajaran. Dalam penerapan blended solution, guru akan menggabungkan sejumlah pendekatan, direktif, penemuan baru, menggunakan teknologi dan interaksi sosial, serta mengkolaborasikan proses kegiatan belajar, seperti pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh (secara virtual).
6. Learning Management System (LMS)
Learning Management System (LMS) atau manajemen sistem pembelajaran adalah metode pembelajaran hybrid yang membutuhkan adanya jaringan teknologi komunikasi khusus serta aman di lingkungan sekolah. LMS ini bisa diakses melalui autentikasi (login dan password). Dalam penerapannya, LMS menawarkan beberapa fitur yang dapat membantu siswa untuk mengakses materi belajar dan self-asessment. Untuk guru sendiri, LMS ini akan memudahkan guru dalam mengelola dan memantau proses kegiatan belajar siswa, seperti melacak perkembangan belajar setiap siswa, melakukan penilaian secara otomatis, dan fitur administrasi kegiatan pembelajaran lainnya.
7. Video Based Learning
Pembelajaran hybrid juga menggunakan teknologi video dalam pelaksanaannya atau yang dikenal sebagai video based learning. Video based learning adalah penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan video. Video pembelajaran ini harus memiliki sedikitnya dua elemen, yaitu visual dan audio. Elemen visual berguna sebagai penyedia sumber utama informasi yang mudah dipahami dan digabung dengan elemen audio yang digunakan sebagai pengurai informasi.
Kelebihan Video Based Learning
Dari beragam teknologi yang bisa digunakan dalam penerapan pembelajaran hybrid, video based learning adalah pilihan terbaik. Menggunakan video based learning dalam pembelajaran hybrid ini punya banyak kelebihan.
Pertama, video based learning ini membuat pembbelajaran hybrid berlangsug lebih efektif dan efisien. Video based learning lebih efektif dalam menjelaskan suatu informasi yang bersifat abstrak dalam waktu yang singkat dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Saat ini produksi video bisa dilakukan sendiri dengan biaya yang terjangkau, Anda bisa memakai kamera atau ponsel dan hasilnya pun dapat digunakan berkali-kali.
Kedua, video based learning ini memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa. Hal ini karena video dapat menghadirkan sentuhan hiburan saat belajar sehingga proses belajar menjadi lebih menyengankan.
Ketiga, penggunaan video based learning ini membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Video based learning dibuat dengan gambar yang bersifat realistis serta didukung dengan desain grafis dan minim teks. Ini dapat memudahkan siswa untuk memahami materi belajar yang disampaikan.
Keempat, video based learning ini menciptakan proses belajar aktif. Dalam penggunaan video based learning, siswa memiliki kesempatan berperan aktif saat belajar. Video based learning yang interaktif baru bisa berjalan apabila ada interaksi dari siswa yang menggunakannya. Pembelajaran secara aktif ini tentu akan lebih mudah diingat oleh siswa.
Strategi Pengelolaan Video Based Learning dalam Pembelajaran Hybrid
Berikut ini adalah tujuh strategi pengelolaan video based learning dalam pembelajaran hybrid.
1. Kenali Siswa Anda
Strategi pertama dalam membuat video based learning adalah mengenali siapa siswa Anda. Pastikan Anda membuat video based learning sesuai karakteristik siswa-siswa Anda agar proses pembelajaran menggunakan video based learning ini lebih tepat sasaran.
2. Siapkan Materi Pembelajaran
Strategi selanjutnya, siapkan materi pembelajaran yang akan dibahas dalam video based learning. Pastikan materi yang disiapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Persiapkan Naskah Video
Penggunaan video based lerning ini harus fokus pada satu topik, konsep, atau pesan tertentu. Buat naskah video yang bisa mendeskripsikan dengan detail tentang fokus pembelajaran yang sudah Anda pilih. Dalam hal ini, Anda perlu menyesuaikan jenis naskah dengan jenis video yang akan dibuat.
4.Tentukan Jenis Video
Anda bisa membuat video based learning dengan jenis video tutorial atau dengan jenis animasi. Tentukan pililhan anda sesuai dengan karakteristik siswa-siswa Anda.
5. Audio
Penggunaan audio dalam video based learning ini sangat penting. Anda harus dapat memilih audio yang paling cocok untuk meningkatkan efek pendengaran dari pelajaran pembelajaran berbasis video Anda. Untuk memilih musik yang tepat Anda perlu memastikan volume audio tidak menganggu apa yang ingin Anda katakan. Kemudian, pilihlah suara yang dapat membawa siswa ke suasana hati yang terbaik untuk belajar.
6. Buat Video Interaktif
Kesuksesan video based learning adalah terletak pada interaktif atau tidaknya sebuah video. Semakin interaktif tentu akan semakin baik. Agar video based learning yang Anda buat lebih interaktif, tambahkan icon untuk membuat pop-up kecil pada titik-titik tertentu dan beri efek “klik” sehingga menarik perhatian siswa saat menggunakan video tersebut. Pop-up tersebut bisa berupa informasi tambahan seperti fakta menarik, tips, atau kutipan lucu.
7. Berikan Refleksi Pembelajaran
Meskipun menggunakan video based learning, jangan lupa untuk memberikan refleksi pembelajaran. Anda juga dapat menambahkan kuesioner sederhana, kuis, tes, atau survei yang dapat melibatkan siswa di akhir video sebagai refleksi pembelajaran.