7 Peran Guru Dalam Melaksanakan Asesmen
Sebagai pendidik atau pengajar, tugas guru cukup banyak, mulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, melakukan penilaian proses serta hasil pembelajaran melalui hasil asesmen. Pelaksanaan asesmen sangat penting dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dan melihat hasil pembelajaran yang sudah dilakukan selama ini. Melalui asesmen, guru juga bisa melakukan evaluasi untuk kegiatan pembelajaran yang lebih baik selanjutnya.
Pengertian asesmen menurut Worthen dan Sanders (1973), asesmen adalah suatu kegiatan pembelajaran mencari sesuatu berharga mengenai sesuatu. Dalam pencarian sesuatu tersebut, termasuk di dalamnya mencari informasi yang bermanfaat untuk menilai keberadaan suatu program, produksi prosedur, dan alternatif strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara sederhana, asesmen adalah kegiatan penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa. Melalui tes tersebut, guru bisa mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Agar penilaian berjalan lancar, maka dibutuhkan peran guru dalam membuat tes asesmen dan aspek penilaian lainnya.
Peran Guru Dalam Melaksanakan Asesmen
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ada 3 langkah yang harus dilakukan guru yaitu membuat perencanaan pembelajaran, melakukan kegiatan pembelajaran, dan melakukan asesmen atau penilaian. Asesmen berada di akhir sebagai bahan pengukuran siswa yang sudah mengikuti kegiatan pembelajaran dan evaluasi bagi guru, sekolah, ataupun siswa itu sendiri. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang sebenarnya dan kegiatan berjalan dengan lancar, berikut 7 peran guru dalam melaksanakan asesmen:
1. Perencanaan Tes yang Baik
Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa alat ukur dalam asesmen bisa menggunakan tes. Tes akan berarti jika terdiri dari butiran soal yang menguji kemampuan siswa dan mewakili seluruh bahan materi yang diujikan secara representatif.
Dalam memilih atau membuat butir soal harus berdasarkan pertimbangan pentingnya konsep atau teori yang diuji dan hubungannya terhadap bidang studi secara keseluruhan. Agar guru semakin mudah membuat soal, maka diperlukan kisi-kisi soal yang menjadi acuan bagi guru dalam menyusun soal. Kisi-kisi ini memuat beberapa informasi mengenai pembuatan soal mulai dari materi yang akan diujikan kompetensi dasar, tingkat kesulitan soal, jumlah butir soal yang diperlukan, serta disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian siswa.
2. Mengerti Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
Seperti yang sudah diketahui dari informasi sebelumnya, bahwa Ujian Nasional akan digantikan dengan Asesmen Nasional pada tahun ajaran 2021. Kedua asesmen ini cukup berbeda pelaksanaannya.
Jenjang penilaian Ujian Nasional adalah dari SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, sedangkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK. Asesmen Nasional tidak dilakukan pada tingkat akhir, tetapi pada kelas V, VIII, dan XI.
Asesmen Nasional dilakukan dengan sensus sekolah dengan sampel siswa, sedangkan sebelumnya Ujian Nasional dilakukan seluruh siswa. Jenis ujian Asesmen Nasional adalah low stake, sedangkan Ujian Nasional berupa high stake.
Model soal Asesmen Nasional beragam yaitu dalam bentuk PG, PGK, menjodohkan jawaban, isian singkat, dan uraian, bukan hanya pilihan ganda dan isian singkat seperti pada Ujian Nasional. Asesmen Nasional juga dilaksanakan dalam 2 hari saja, tidak seperti Ujian Nasional selama 4 hari.
Model pelaksanaan Asesmen Nasional adalah full online, semi online, dan offline. Untuk metode penilaian, Asesmen Nasional menggunakan Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT), sedangkan kalau Ujian Nasional menggunakan Computer Based Test (CBT).
Perbedaan-perbedaan ini tentu harus dipahami guru dan sekolah sebaik mungkin, lalu disampaikan kepada siswa agar pelaksanaan Asesmen Nasional berjalan lancar dan warga sekolah bisa beradaptasi dengan perubahan ini.
3. Mempersiapkan Peserta Asesmen Nasional
Guru harus mempersiapkan peserta Asesmen Nasional yang akan diikuti oleh semua satuan pendidikan dan program kesetaraan. Siswa kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara random (acak) oleh pemerintah akan mengikuti ujian Asesmen Nasional ini.
Akan dipertimbangkan faktor sosial dan ekonomi dalam memilih anak yang mengikuti Asesmen Nasional ini. Setelah siswa dipilih juga tidak boleh diganti sampel siswanya karena ini dapat mempengaruhi hasil. Hal ini juga sebagai tindak lanjut perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah.
Dalam melaksanakan Asesmen Nasional, guru harus mempersiapkan siswanya untuk siap menghadapi ujian ini, misalnya dengan sering-sering memberikan latihan soal pada siswa, simulasi AN, dan lainnya.
4. Mengikuti Pelatihan Guru
Karena peran guru dalam asesmen sangat penting, maka diperlukan persiapan yang baik dan matang, salah satunya dengan mengikuti pelatihan guru.
Guru akan membantu menyukseskan pelaksanaan Asesmen Nasional dengan mengikuti berbagai pelatihan. Guru bisa mengikuti pelatihan mengenai Asesmen Nasional agar memiliki pemahaman yang benar dan utuh.
Dengan mengikuti pelatihan, guru akan siap menghadapi Asesmen Nasional. Guru juga bisa menjelaskan kepada siswa dengan baik.
5. Mengubah Pola Mengajar Guru
Guru juga memiliki peran untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan mudah diterima siswa dengan menerapkan pola mengajar yang baik. Guru diharapkan bisa mengubah pola dan cara mengajarnya. Sebelumnya, pembelajaran didominasi oleh sistem monolog dan ceramah secara sepihak oleh guru, sekarang ubah supaya siwa juga mendominasi kegiatan pembelajaran.
Guru bisa meningkatkan potensi kemampuan siswa secara optimal dengan metode Higher Order Thinking Skills (HOTS)/Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT). Dengan menggunakan metode HOTS, kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah siswa akan semakin terasah. Ini akan menjadi sangat bermanfaat saat mereka melaksanakan Asesmen Nasional nantinya.
Berikan siswa unsur literasi membaca dan literasi numerasi dalam rencana pembelajaran guru. Terapkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena ini akan berpengaruh pada bagaimana siswa menyelesaikan Asesmen Nasionalnya.
Selain itu juga karakter dan profesionalisme guru juga mempengaruhi sikap murid. Guru harus memiliki karakter yang baik supaya bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya.
6. Mulai Lakukan Asesmen Sejak Awal
Guru sudah mulai berikan asesmen dari awal pembelajaran kepada siswanya. Ini akan berguna untuk memahami kompetensi awal murid dan menjadi dasar penyusunan rencana pembelajaran setahun ke depan.
Guru dan sekolah dengan dukungan yang tepat harus bisa memberikan asesmen numerasi, literasi, dan karakter. Sesuaikan dahulu dengan kemampuan sekolah. Sekolah harus mulai terbiasa dengan membuat asesmen di awal pembelajaran. Kalaupun ada revisi tidak apa-apa bisa dilakukan nantinya.
7. Mengurangi Tugas Siswa
Mengurangi tugas siswa di sini bukanlah untuk membuat siswa tidak ada yang dikerjakan. Ini dilakukan supaya siswa bisa fokus meningkatkan dan mempersiapkan siswa untuk asesmen. Daripada terlalu banyak tugas yang dikerjakan, berikanlah siswa materi lebih mendalam soal asesmen yang akan mereka lakukan nantinya.
Itulah 7 peran guru dalam melaksanakan asesmen yang bisa anda ketahui. Dengan perencanaan dan persiapan yang baik maka asesmen akan berlangsung dengan lancar dan efektif.