7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari dalam Masa Pertumbuhan Buah Hati
Tugas orang tua tidak hanya memberikan fasilitas dan kualitas pendidikan yang bagus untuk anak. Kesehatan mereka juga menjadi tanggung jawab yang sangat utama. Guna mendukung pertumbuhan anak dengan baik, kontrol terhadap apa saja yang dikonsumsinya harus dilakukan. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali makanan yang tidak baik untuk kesehatan.
Menurut Sulistyoningsih (2011:61), gizi yang baik bisa didapatkan dengan melakukan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bahan makanan yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan gizi. Apabila makanan yang dicerna oleh tubuh tidak memenuhi standart gizi yang baik, bukan hanya jasmani yang tidak sehat. Fungsi otak pun akan terganggu. Tentu kondisi ini bisa menjadi penghambat dalam proses belajar anak.
Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi. Terutama bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Telah kami himpun dari beberapa sumber kesehatan tentang makanan yang sebaiknya tidak Anda berikan pada anak. Dibaca hingga tuntas ya!
1. Daging Kaleng
Mengapa daging kaleng tidak diperbolehkan dikonsumsi untuk anak? Sebab daging jenis ini punya kadar lemak, air, dan garam yang sangat tinggi. Pastikan Anda memeriksa kandungannya terlebih dahulu yang tertera di kemasan.
Kelebihan garam dapat menyebabkan penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, obesitas, dan lain sebagainya. Meskipun kebutuhan akan garam memang harus dipenuhi setiap hari, namun ada batasannya. Takaran yang dianjurkan sebagaimana dilansir di web National Health of Service yakni 3 gram sehari untuk anak usia 4-6 tahun. Sedangkan untuk usia 7-10 tahun adalah 5 gram perhari.
Begitu pun dengan takaran konsumsi lemak, upayakan sesuai dengan rekomendasi ahli gizi. Dalam sehari, tubuh hanya membutuhkan 5-6 sendok makan asupan lemak atau 67 gram. Berlebihan mengkonsumsinya dapat menyebabkan kolesterol darah dan berpotensi menimbulkan penyakit jantung.
Daging yang dikemas dalam kaleng pada umumnya mengandung gram dan lemak yang lebih tinggi. Bahkan melebihi dosis dari kebutuhan tubuh. Jadi, kurangi untuk mengkonsumsinya. Bahkan berhentilah memberikannya pada anak selama masa pertumbuhan.
2. Produk Olahan Kentang
Makanan ini tertuju pada olahan kentang yang bahan perasanya tinggi. Biasanya untuk menciptakan cita rasa yang kuat, banyak sekali kandungan yang melebihi kadarnya. Terlebih lagi jika terdapat perasa buatan di dalamnya. Ini bisa menjadi salah satu pemicu terganggunya kesehatan anak.
Perasa buatan yang ada dalam olahan kentang dalam kemasan bisa menyebabkan gangguan jantung. Bisa juga menimbulkan masalah pasa syaraf anak. Penyakit lainnya yang kemungkinan bisa timbul adalah hipertensi, obesitas, alergi seperti gatal-gatal, sakit kepala, dan mual.
Tentu ada batasan mengkonsumsi penyedap rasa setiap harinya. Menurut lembaga kesehatan Food and Drug Administration dari Amerika Serikat, perasa buatan sebaiknya diserap tubuh tidak lebih dari 120 mg/kg berat badan/hari. Terlebih lagi, anak-anak sangat ditekankan untuk tidak mengkonsumsi penyedap rasa yang berlebihan. Masa pertumbuhannya yang harus sering belajar akan kurang maksimal.
3. Sosis
Nah, beragam sekali sosis dijual dipasaran dan disukai oleh anak-anak. Sebaiknya Anda tidak membolehkan anak untuk makan sosis yang mutunya rendah. Terlihat dari komposisi daging ayam atau daging sapinya yang sedikit dibandingkan bahan lainnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh dr. Arina Heldyana, sosis yang dijual dipasaran tidak semuanya bernutrisi dan bagus untuk kesehatan anak. Kandungan yang ada dalam satu porsi sosis daging sapi seharusnya memiliki 6 gram lemak, 7 gram protein, 110 kalori, dan 7 gram karbohidrat. Namun terdapat beberapa merk sosis siap makan yang kandungannya tidak mencapai angka-angka tersebut.
Sosis yang diolah dengan daging yang banyak memang lebih mahal. Namun kesehatan anak jauh lebih berharga dari pada membiarkan mereka makan makanan yang tidak bergizi.
4. Keju
Kandungan yang ada di dalam keju sebenarnya tidak lantas berbahaya untuk anak dan balita Anda. Namun sebaiknya perhatikan terlebih dahulu jenis keju yang hedak Anda berikan pada mereka. Menurut ahli gizi, kebutuhan akan keju unruk anak usia 1-5 tahun adalah 1-2 sendok makan. Takaran tersebut khusus keju parut. Sedangkan untuk keju lembut ukurannya 20-25 gram.
Pastikan dalam keju yang hendak dikonsumsi tidak mengandung banyak garam dan lemak. Jangan sampai Anda memberikan keju yang abal-abal kepada anak. Mengkonsumsi keju berkualitas dalam jumlah yang bannyak pun tidak baik untuk kesehatan dan perkembangannya.
5. Sereal
Hal yang perlu diperhatikan dari sereal adalah kandungan gulanya. Hindari mengkonsumsi sereal yang kadar gulanya terlampau banyak dari standart kebutuhan. Tidak hanya itu, gula yang ada di jenis makanan ini seringkali mengandung pemanis buatan. Jangan sampai anak Anda kecanduan pada sereal di masa tumbuhkembangnya.
Jika terdapat pemanis buatan di dalamnya, banyak potensi penyakit yang bisa timbul karenanya. Pemanis buatan dapat berpengaruh terhadap selera makan anak. Jika terbiasa dengan pemanis buatan, maka mereka akan terus merasa harus mengkonsumsinya.
Disebutkan dalam jurnal Toxicological & Environmental Chemistrytentang efek dari zat ini. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa anak yang dibiarkan makan atau minum bermuatan pemanis buatan, kadar plasma sukralosanya lebih tinggi dari kadar orang dewasa. Efeknya tidak akan langsung tampak saat ini, namun di kemudian hari.
6. Nungget Ayam dan Ikan
Tidak jauh berbeda dengan sosis, nugget tidak direkomendasikan untuk anak jika tidak banyak daging atau kandungan ikan. Faktanya, nugget ayam maupun ikan yang beredar dibuat dari bahan antibusa dimentilpolisiloksan, sodium, TBHQ, jagung GMO, gandum yang diputihkan, minyak kedelai terhidrogenasi, dan ekstrak ragi autolisis dengan MSG. Data ini tercatat di Boldsky berdasarkan telaah yang dilakukannya ke perusahaan-perusahaan besar chicken nugget.
Proses pengawetan makanan ini tidak menggunakan pengawet alami. Cancer Reseach UK mengungkapkan tentang kandungan nitrat dan nitrit yang sudah pasti ada dalam daging merah. Namun penambahan komponen tersebut agar daging lebih awet justru menjadi cikal bakal munculnya penyakit kanker.
7. Pizza dan Burger
Ternyata dalam sepotong pizza terdapat 700 miligram sodium, 300 kalori, dan 14 gram lemak. Jumlah takaran ini tentu melebihi batas takaran normal jika dikonsumsi berlebihan. Terkandung zat aditif yang membuat ketagihan saat memakan pizza. Selain itu, keju yang dibubuhkan pada umumnya berpontensi meningkatkan resiko kolesterol. Apakah Anda rela anak menjadi lemah dengan gangguan penyakit ini?
Nah, junkfood lain yang begitu hits di masyarakat adalah burger. Anak-anak pun tidak jarang menyukainya. Kandungan di dalam burger dipenuhi dengan lemak jenuh, kalori, dan karbohidrat yang tidak sehat. Dari berbagai pennelitian yang telah dilakukan para ilmuan, sensitivitas tubuh terhadap insulin menurun ketika makan burger meskipun hanya sekali. Hal tersebut dipicu oleh lemak jenuhnya yang berkadar tinggi.
Itulah 7 makanan yang sebaiknnya tidak Anda berikan kepada anak dalam masa pertumbuhan. Semoga artikel ini bermanfaat!