7 Metode Pendidikan Usia Dini yang Mudah Diterapkan di Rumah
Bagi orang tua, masa-masa awal kehidupan anak pastilah sangat istimewa. Pada waktu terlahirnya ke dunia hingga anak berusia 3 tahun, saat itulah momentum menyenangkan membersamai anak terasa sangat cepat. Masa-masa itu terasa istimewa dan berharga karena orang tua dapat menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan awal anak, yang tentu tidak akan terulang kembali. Seperti melihatnya belajar tengkurap hingga berjalan, tumbuh gigi, atau ketika muncul kata-kata pertamanya.
Ternyata selama masa 3 tahun tumbuh kembang anak itu dilalui dengan begitu cepat. Seakan tiba-tiba saja sudah menuju masa di mana si anak bersiap masuk bangku sekolah dan keluar rumah untuk belajar. Memang masa-masa tersebut tahap tumbuh kembang anak berada di periode emasnya (golden ages). Hal itu terlihat dengan gerakannya makin lincah serta perbendaharaan kosa kata makin bertambah. Maka, sudah waktunya setelah 3 tahun dilalui, kini saatnya anak mempersiapkan diri ke tahapan kehidupan berikutnya.
Sebelum siap mengikuti pembelajaran di instansi pendidikan tingkat dasar. Orang tua bisa memasukkan anak ke jenjang PAUD atau TK. Selain itu, untuk mendukung tumbuh kembangnya supaya lebih optimal, orang tua juga dapat menerapkan metode pendidikan bagi anak usia dini. Tak perlu menunggu guru atau pengajar di sekolah PAUD atau TK. Orang tua juga bisa membersamai anaknya dan melakukan pendidikan tersebut dari rumah.
Nah, tertarik mengoptimalkan tumbuh kembang anak anda di rumah. Yuk, simak selengkapnya macam metode pendidikan anak usia dini yang mudah dilakukan berikut ini!
Metode Pembelajaran atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Sebelum memasuki dunia pendidikan, anak perlu dipersiapkan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ada banyak manfaat mempersiapkan anak melalui PAUD. Bahkan Kemdikbud sudah mewajibkan anak untuk masuk PAUD sejak tahun 2016. Sedangkan menurut UNESCO, anak diharuskan belajar lebih dulu setidaknya paling sedikit setahun sebelum memasuki jenjang sekolah dasar.
Adapun manfaat yang diperoleh dari PAUD bagi anak seperti membentuk struktur otak, mempersiapkan anak agar lebih terstruktur, mendukung prestasi akademisnya lebih baik, mengembangkan kemampuan sosial dan emosional, serta menumbuhkan rasa percaya dirinya. Untuk melaksanakan PAUD di rumah, orang tua juga dapat melakukan berbagai macam metode belajar berikut ini:
1. Belajar dengan Simulasi
Pernah mengajak anak bermain polisi-polisian atau masak-masakan? Nah, bisa jadi orang tua telah melakukan metode belajar ini. Metode belajar simulasi bisa juga disebut sebagai bentuk praktik yang caranya memindahkan situasi nyata dalam kegiatan belajar. Sifat dari metode belajar simulasi dapat mengembangkan keterampilan dan kognitif anak. Inti dari metode belajar simulasi ini sebagai suatu permainan yang diambil dari suatu kondisi dalam kehidupan nyata.
Dengan melakukan simulasi dapat meningkatkan keterlibatan anak saat proses belajar. Hal tersebut dikarenakan anak bisa memperoleh gambaran dari suatu fenomena, peristiwa, atau untuk mempraktikkan keterampilan melalui tingkah laku tertentu. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan metode belajar simulasi. Prinsip tersebut berupa menjelaskan, mengawasi, melatih, dan melakukan diskusi.
Sedangkan dalam cara menyelenggarakan metode belajar simulasi, orang tua bisa memilih jenisnya. Adapun jenis dari metode simulasi yaitu:
- Sosiodrama. Dalam memecahkan suatu situasi atau permasalahan, anak diarahkan untuk bermain peran. Permasalahan yang diangkat bisa berupa fenomena sosial, persoalan yang menyangkut hubungan manusia, misal berbagi mainan, bermain bersama, bagaimana kalau bertengkar dengan teman dan sebagainya.
- Psikodrama. Jenis simulasi ini sama bermain peran, namun bedanya dari sosiodrama bertolak pada permasalahan psikologis. Melalui psikodrama, anak bukan memerankan orang lain, tapi dirinya sendiri. Kemudian, ada skenario yang diberikan atau dirancang berkaitan dengan emosionalnya.
- Role playing. Permainan peran ini diarahkan pada mengkreasikan peristiwa sejarah atau aktual. Dilakukan dengan mengutamakan pola permainan secara dramatisasi.
2. Belajar sambil Bermain
Dunia anak-anak memang diisi dengan berbagai aktivitas bermain. Daripada sekadar bermain, orang tua dapat menyelipkan pembelajaran di dalamnya. Belajar sambil bermain dapat bermanfaat untuk perkembangan afeksi, kognitif, motorik, dan keseimbangan. Contoh belajar sambil bermain bisa dengan memainkan play dough, menyusun bentuk menggunakan balok atau lego, memasak, membantu pekerjaan rumah,
3. Belajar dengan Bercerita
Bercerita berbeda dengan membaca buku cerita. Di saat bercerita, maka mereka telah membangun interaksi dua arah, yaitu antara pembaca cerita dengan pendengarnya. Bercerita dapat memberikan manfaat untuk menstimulasi imajinasi anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 (oleh Yabe, et.al), dengan bercerita dapat meningkatkan aliran darah pada otak prefrontal area. Bagian terdepan pada otak ini berfungsi untuk membuat perencanaan, pemecahan masalah, dan meningkatkan fungsi kognitif.
Bercerita dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan bantuan dari gambar seri sebagai alat peraga atau mendongeng. Orang tua dapat menceritakan gambar seri dengan menunjukkan elemen gambar di dalamnya. Sedangkan mendongeng merupakan cara bercerita yang bisa menggunakan peraga seperti boneka dan memperhatikan intonasi suara.
4. Belajar melalui Musik dan Lagu
Ada banyak manfaat musik bagi anak, di antaranya dapat mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik, mencerdaskan otak, meningkatkan kemampuan bahasa, dan meredakan stres. Sama halnya dengan mendengarkan musik, lagu juga bermanfaat dalam mendukung anak dalam belajar kosa kata serta melatih gerak motoriknya.
Mendengarkan dan menyanyi lagu bagi anak menjadi metode belajar yang memberikan pengulangan pada kata-kata tertentu. Tak hanya itu, umumnya anak-anak juga menyukai musik dan lagu, sehingga membantu mereka belajar hal baru.
5. Belajar melalui Demonstrasi
Metode belajar melalui demonstrasi dilakukan dengan meragakan dan mempertunjukkan suatu barang, proses, kejadian, atau peristiwa baik secara langsung dari benda yang sebenarnya atau menggunakan media yang sesuai. Metode ini sangat membantu dalam menjelaskan pada anak terhadap berbagai pertanyaan yang terlintas dalam pikirannya. Misal bagaimana proses hujan terjadi, bagaimana perut merasa kenyang, dan lainnya.
Belajar melalui demonstrasi bermanfaat untuk membantu memusatkan perhatian anak, proses belajar lebih terarah, dan memberikan pengalaman atau kesan yang akan diingat.
6. Menggambar dan Mewarnai
Menggambar dan mewarnai merupakan kegiatan seni yang menyenangkan. Kegiatan ini bermanfaat dalam menstimulasi otak anak, melibatkan imajinasi, mengurangi stres, mendorong kreativitas, dan mengembangkan kemampuan observasi anak. Orang tua bisa menyediakan kertas kosong atau kertas yang sudah tersedia gambar untuk diwarnai. Orang tua dapat mengajarkan jenis-jenis warna, dan biarkan anak mengeksplorasi objek dan warna yang sesuai untuk dituangkan pada gambar.
7. Dilatih Berulang (Drill)
Mengajarkan suatu pengetahuan atau materi pada anak perlu dilakukan secara berulang, agar ia mengerti. Oleh karena itu, belajar dilakukan tidak hanya sekali dua kali, tapi setiap hari. Jika anak sudah menguasai, tingkatkan atau lanjutkan pada materi berikutnya.
Melakukan latihan atau belajar setiap hari secara konsisten ini merupakan drilling. Anak melakukan kegiatan yang sama, berulang-ulang, dan sungguh-sungguh. Metode drill ini bisa dilakukan untuk mengajarkan angka, huruf, warna, atau bacaan do'a, dan sebagainya.