7 Hal Mengenai Learning Progression dalam Pengembangan Soal AKM
Asesmen Kompetensi Minumum (AKM) adalah bagian dari Asesmen Nasional (AN). Tahun ini, Ujian Nasional (UN) resmi diganti dengan Asesmen Nasional. AKM ini dianggap sebagai penilaian yang paling cocok untuk pendidikan abad 21.
Apa itu pendidikan abad 21? Pendidikan abad 21 adalah pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang nantinya mampu memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi dan media informasi, dapat bekerja dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup (life skill).
Kecakapan hidup inilah yang menjadi konsep kecakapan abad ke-21. Banyak organisasi pendidikan yang berupaya merumuskan konsep kecakapan abad 21.
Salah satunya adalah US-based Partnership for 21st Century Skills (P21). US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) mendefinisikan kecakapan abad 21 terdiri atas : (1) kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill), (2) kecakapan berkomunika si (communication skills), (3) kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and innovation), dan (4) kecakapan kolaborasi (collaboration).
Agar memiliki komponen-komponen kecakapan abad 21 ini adalah peserta didik harus memiliki dua kompetensi dasar, yaitu literasi dan numerasi.
Lalu bagaimana kompetensi literasi yang sesuai dengan kecakapan abad 21 itu? Menurut National Institut for Literacy menjelaskan bahwa kompetensi literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat.
Sedangkan pengertian World Economic Forum (2015) menetapkan ada enam literasi dasar yang wajib dikuasai dalam rangka menunjang kecakapan abad 21. Keenam literasi dasar tersebut adalah (1) literasi baca tulis, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial, dan (6) literasi budaya dan kewargaan.
Melihat pengertian dari kompetensi literasi yang telah dijelaskan diatas, bisa disimpulkan bahwa peserta didik tidak hanya mampu baca dan tulis saja. Melainkan harus menguasai konsep literasi secara luas.
Sedangkan kompetensi numerasi yang dimaksud sebagai kompetensi dasar adalah kemampuan mengaplikasikan konsep hitungan di dalam suatu konteks, baik abstrak maupun nyata. Peserta didik tidak hanya harus menguasai konsep berhitung saja. Tapi memiliki kemampuan menerapkan konsep hitungan secara kontekstual, yaitu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Soal AKM
Pengembangan soal AKM bertujuan untuk menghasilkan penilaian yang dibutuhkan dalam Asesmen Nasional ini. Pengembangan soal AKM harus menghasilkan soal-soal yang bersifat kontekstual, berbagai bentuk soal, mengukur kompetensi pemecahan masalah, dan merangsang peserta didik untuk berpikir kritis.
Jadi, soal-soal AKM tidak boleh membuat peserta didik hanya sekadar menghafalkan materi pelajaran. Soal-soal AKM yang dibuat berupa penyajian informasi yang membuat peserta didik untuk melakukan analisis. Dengan begitu, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan panduan bagaimana melakukan pegembangan soal AKM. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan soal AKM menurut Kemendikbud :
1. penyusunan desain,
2. penyusunan dan analisis framework,
3. penyusunan stimulus,
4. penugasan penulisan soal,
5. penulisan soal,
6. penelaahan dan perbaikan soal,
7. perakitan soal/bahan uji coba,
8. validasi soal,
9. uji coba soal,
10. penskoran dan analisis soal,
11. interpretasi hasil analisis,
12. seleksi soal,
13. penyusunan spesifikasi tes,
14. pemilihan soal,
15. pemaketan soal, proofreading, fiat, dan pemanfaatan tes/soal.
Kegiatan penyusunan desain hingga seleksi soal merupakan kegiatan pengembangan soal, sedangkan kegiatan penyusunan spesifikasi tes hingga pemanfaatan tes merupakan kegiatan penyiapan bahan AKM.
Learning Progression dalam Pengembangan Soal AKM
Learning progression menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam pengembangan soal AKM. Guru harus memahami learning progression dalam pengembangan soal AKM ini.
Learning progresssion ini disebut juga kemajuan pembelajaran. Definisi dari learning progression itu sendiri adalah urutan atau tahapan pembelajaran yang berkesinambungan.
Aspek-aspek apa saja yang harus berkesinambungan pada learning progression dalam pengembangan AKM ini? Setidaknya ada tiga aspek yang harus berkesinambungan pada learning progression dalam pengembangan AKM, yaitu aspek karakteristik, keluasan, dan kedalaman materi pembelajaran dalam setiap jenjang pendidikan.
Hal yang Harus Diperhatikan Mengenai Learning Progression dalam Pengembangan AKM
Ada tujuh hal yang harus diperhatikan mengenai learning progression dalam pengembangan soal AKM.
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi adalah hal pertama yang harus diperhatikan mengenai learning progression dalam pengembangan soal AKM ini. Adapun ruang lingkup materi yang dirumuskan harus sesuai dengan perkembangan peserta didik sehingga konsep keilmuan yang dipelajari berjalan sejajar dengan perkembangan peserta didik.
2. Implementasi Pembelajaran
Menurut Subali (2009), implementasi pembelajaran menjadi hal penting pada learning progression dalam pengembangan soal AKM. Implementasi pembelajaran harus disejajarkan dengan kemampuan peserta didik dalam rangka penguasaan kompetensi yang berjenjang
3. Pelaksanaan AKM
Pada konteks pelaksanaan AKM, learning progression berhubungan dengan kesinambungan antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang berikutnya.
Kesinambungan tersebut meliputi aspek konten teks, level kognitif (kompetensi) yang diukur, dan indikator yang akan ditanyakan dalam soal AKM.
Sehingga memiliki perbedaan isi dan konteks bacaan, level kognitif, dan indikator yang diukur, dimulai dari level terendah (level 1) menuju ke level tertinggi (level 6).
4. Perkembangan Kompetensi
Learning progression dalam pengembangan soal AKM juga harus memperhatikan perkembangan kompetensi yang diujikan.
Perkembangan kompetensi antarkelas dalam domain yang sama, level kognitif, dan indikator yang diukur, dimulai dari kelas terendah (kelas 1) menuju ke level tertinggi (kelas 10).
5. Rincian Setiap Jenjang Pendidikan
Rincian setiap jenjang pendidikan juga harus diperhatikan pada learning progression dalam pengembangan soal AKM.
Di dalam learning progression harus memeprlihatkan rincian kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik pada setiap level (jenjang), yaitu level 1 (kelas 1—2), level 2 (kelas 3—4), level 3 (kelas 5—6), level 4 (kelas 7—8), level 5 (kelas 9—10), dan level 6 (kelas 11—12).
6. Learning Progression Pada Kecakapan Literasi
Learning progression pada kecakapan literasi menggunakan level kognitif sebagai kompetensi yang diukur. Kemudian, kompetensi yang diukur dijabarkan menjadi beberapa subkompetensi. Subkompetensi kemudian dirinci menjadi rincian kompetensi yang merupakan kompetensi yang diharapkan akan dicapai peserta didik pada setiap jenjang (level).
Tiga kompetensi yang ada pada learning progression pada kecakapan literasi ini adalah menemukan informasi, memahami serta mengevaluasi teks bacaan.
7. Learning Progression Pada Kecakapan Numerasi
Learning progression pada kecakapan numerasi ini haruslah memiliki kompetensi yang terus meningkat seiring dengan jenjang pendidikan peserta didik. Ada empat domain yang harus ada pada learning progression kecakapan numerasi ini, yaitu (1) domain bilangan, (2) aljabar, (3) geometri dan (4) data dan ketidakpastian.
Demikian adalah 7 hal yang harus diperhatikan mengenai learning progression dalam pengembangan soal AKM. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menyusun dan mengembangkan soal-soal AKM.