7 Cara Mengajak Siswa Touring Sejarah secara Virtual
Pelajaran sejarah seringkali dianggap membosankan oleh siswa. Siswa menjadi tidak tertarik belajar sejarah, karena identik dengan hafalan. Bagaimana pelajaran sejarah membuat siswa harus menghafal tahun-tahun peristiwa sejarah, tokoh yang terkait dengan peristiwa sejarah dan juga tempat terjadinya peristiwa sejarah tersebut terjadi.
Semua ini terjadi, karena selama ini informasi yang didapat oleh siswa dalam proses pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dengan guru menjelaskan dan siswa mendengarkan. Paradigma baru yang diterapkan dalam pembelajaran saat ini ialah pembelajaran sejarah yang kontekstual.
Pembelajaran sejarah yang kontekstual didefinisikan sebagai pembelajaran yang bisa membuat siswa menemukan hubungan antara materi belajar di sekolah dengan yang terjadi di lingkungan atau kehidupan nyata sehingga materi yang dipelajari akan tertanam erat dan tidak mudah dilupakan. Belajar sejarah dengan mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan mengkaitannya dengan kehidupan pada masa kini.
Manfaat Belajar Sejarah
Mengapa siswa perlu mempelajari sejarah? Apa kegunaannya mempelajari peristiwa masa lalu yang tak akan terulang lagi? Sekalipun sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tak akan terulang lagi, sebenarnya akan banyak manfaat yang didapat oleh siswa bila mempelajari sejarah. Apalagi jika siswa mempelajari sejarah secara kontekstual.
Berikut adalah manfaat belajar sejarah :
- Mengambil pelajaran dari peristiwa yang terjadi
- Menghargai perbedaan
- Menanamkan rasa cinta tanah air
- Memberi pedoman dalam menjalani kehidupan di masa kini
- Menambah wawasan pengetahuan umum
Belajar Sejarah Kontekstual
Lalu bagaimana ya cara belajar sejarah kontekstual? Menurut Kemendikbud (2016), terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menerapkan kontekstualisasi pembelajaran sejarah, yaitu dengan memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada, di antaranya yaitu:
1. Memanfaatkan Lingkungan Sekitar dan Fenomena yang Ada
Untuk menerapkan pembelajaran sejarah kontekstual, pendidik dapat memanfaatkan lingkungan dan fenomena sekitar yaitu dengan mengunjungi sumber belajar sejarah yang ada di lingkungan, seperti situs-situs bersejarah dan museum. Dengan mengunjungi tempat bersejarah secara langsung, siswa dapat lebih mudah dalam memahami peristiwa sejarah. Hal ini dikarenakan mereka dapat melihat secara langsung bentuk atau bukti dari sejarah yang terjadi.
2. Memanfaatkan Teknologi dan Informasi
Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pembelajaran sejarah akan menjadi lebih menarik. Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan film dokumenter, perpustakaan digital, video sejarah, dan museum digital.
3. Memanfaatkan Buku Teks dan LKS
Pada kesempatan ini, guru juga dapat menggunakan sumber belajar tertulis sebagai sumber belajar sejarah kontekstual. Hal ini dikarenakan buku teks maupun LKS berisikan pedoman yang menjabarkan usaha yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
4. Memanfaatkan Virtual Tour
Virtual tour ini bisa menggabungkan ketiga unsur-unsur pembelajaran sejarah secara kontekstual yang telah dijelaskan sebelumnya. Virtual tour adalah contoh bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran sejarah. Virtual tour juga merupakan cara mengenalkan siswa terhadap lingkungan dan fenomena sejarah yang ada disekitarnya.
Virtual Tour
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak Maret 2020, nyatanya menimbulkan banyak kreativitas dan inovasi. Salah satunya adalah kemunculan virtual tour sebagai salah satu cara berwisata baru di era pandemi saat itu.
Pandemi mengharuskan setiap orang untuk tetap tinggal di rumah, kecuali untuk kebutuhan mendesak saja. Diam di rumah tentu menimbulkan kebosanan tersendiri. Virtual tour hadir untuk mengatasi rasa bosan saat diam di rumah saja.
Virual tour mengajak untuk mengunjungi tempat-tempat wisata secara virtual. Setiap virtual tour akan dipandu oleh pemandu wisata yang bersertifikat. Pemandu wisata ini yang akan menceritakan kepada peserta virtual tour tentang tempat-tempat wisata yang tengah dikunjungi.
Virtual tour ini tidak hanya berfungsi sebagai wisata saja. Tetapi juga bisa menggantikan kegiatan study tour yang sangat berguna dalam mempelajari sejarah secara kontekstual.
Melalui virtual tour, siswa bisa mengunjungi museum dan situs-situs bersejarah yang bisa membantu mereka dalam memahami sejarah secara kontekstual. Siswa bisa mempelajari sejarah dengan mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan langsung dengan terjadinya peristiwa sejarah.
Virtual tour ini semakin umum dilakukan saat pandemi seperti ini. Sudah banyak tempat-tempat bersejarah yang membuka layanan virtual tour untuk membantu siswa memahami pelajaran sejarah secara kontekstual.
Beberapa tempat sejarah yang menawarkan program virtual tour sebagai pembelajaran sejarah yang kontekstual antara lain Nasional Indonesia, Museum Bank Indonesia, Museum Nasional (Monas), Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Galeri Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, Balai Konservasi Borobudur, dan lain sebagainya.
Melalui virtual tour ini, belajar sejarah bisa menjadi menyenangkan dan menghilangkan kebosanan karena layanan virtual tour museum mudah digunakan dan membuat siswa bisa melihat koleksi dari museum tersebut.
Metode belajar jadi lebih menarik dan menyenangkan karena belajar sejarah jadi lebih lengkap dengan melihat peninggalan atau sumber sejarah. Tidak hanya itu saja, dengan menerapkan virtual tour museum ini, siswa juga akan mendapatkan nilai-nilai moral dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi. Dengan adanya metode pembelajaran yang menarik ini, nilai moral yang didapatkan siswa dapat disampaikan dengan cara yang kreatif dan lebih mudah diingat oleh setiap siswa.
Cara Mengajak Siswa Touring Sejarah secara Virtual
Virtual tour memang menjadi cara yang menarik dan menyenangkan untuk mengajak siswa mempelajari sejarah secara kontekstual, namun bagaimana ya caranya agar siswa bisa mengikuti virtual tour ini dengan benar? Agar setelah mengikuti virtual tour, siswa memiliki pemahaman materi sejarah yang sudah dipelajarinya dalam virtual tour ini.
Berikut adalah 7 cara mengajak siswa touring sejarah secara virtual :
- Virtual tour museum harus disesuaikan dengan capaian pembelajaran di kurikulum.
- Virtual tour sejarah harus diatur waktunya agar sesuai dengan kurikulum.
- Kerja sama antara guru dengan pihak yang menyelenggarakan virtual tour.
- Sebelum virtual tour dimulai, guru perlu mempersiapkan siswa terutama dalam penggunaan materi dari lokasi kunjungan lapangan, seperti dokumen atau artefak utama yang relevan.
- Komunikasi dengan orangtua murid, karena virtual tour sejarah ini dilakukan dari rumah, tentu butuh dukungan dari orangtua.
- Beri pemahaman siswa, bahwa virtual tour ini tidak sekadar jalan-jalan secara virtual saja. Melainkan sebuah proses belajar, layaknya sedang study tour. Dengan begitu saat virtual tour, siswa akan dengan sungguh-sungguh mengambil pelajaran tentang hal-hal yang dilihatnya di tempat sejarah yang dikunjungi.
- Berikan umpan balik. Setelah virtual tour dilakukan, beri tugas umpan balik pada siswa. Ajak siswa menuliskan pengalamannya dalam melakukan virtual tour. Apa saja yang sudah dipelajari. Dihubungkan dengan materi kurikulum yang ada dalam pelajaran sejarah.
Demikian adalah 7 cara mengajak siswa touring sejarah secara virtual. Semoga artikel ini bisa membantu Anda saat akan mengajak siswa melakukan touring sejarah secara virtual.