7 Cara Menerapkan Pembelajaran Bermakna Melalui Dongeng
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannnya baik antar sesama peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar, maupun peserta didik dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman.
Pembelajaran bermakna tentu akan lebih membekas bagi setiap peserta didik. Dengan pembelajaran bermakna, peserta didik tidak hanya mampu mengahafal konsep-konsep pembelajaran tetapi juga bisa mengaplikasikan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bagi pendidik untuk bisa menerapkan pembelajaran bermakna di setiap kegiatan belajar mengajar.
Apa itu Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan kemampuan peserta didik. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Pembelajaran bermakna ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif peserta didik.
Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka pendidik harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki peserta didik dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Jadi belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/pendidik menjelaskan.
Mengapa harus melakukan pembelajaran bermakna? Pembelajaran bermakna memiliki banyak kelebihan. Pertama, informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat. Kedua, informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip. Ketiga, informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
Cara Menerapkan Pembelajaran Bermakna
Berdasar pengalaman emperis, tidak mudah untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Pendidik sering mengalami kendala berkaitan dengan masalah pengelolaan pembelajaran.
Namun demikian, bukan mustahil hal itu dapat diwujudkan. Syaratnya, pendidik selalu melakukan analisa terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai. Dengan landasan ini pendidik akan dapat menarik kesimpulan, mengapa pembelajaran tidak bermakna. Dengan demikian pendidik dapat memikirkan bagaimana strategi pembelajaran agar bermakna.
Analisis terhadap kegiatan pembelajaran mutlak dilakukan oleh setiap pendidik. Analisis dilakukan terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Analisis ini tidak selalu dilakukan dalam bentuk kegiatan penilaian. Agar prinsip belajar bermakna bagi peserta didik dapat diwujudkan, paling tidak ada 5 rancangan pembelajaran bermakna yang perlu diterapkan:
1.Sikap dan gaya mengajar
Sikap pendidik sangat berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di ruang kelas. Pendidik hendaknya menunjukkan sikap yang demokratis dan simpati.
Dua sikap ini dirasakan berpengaruh besar terhadap suasana belajar. Boleh jadi sikap demokratis dan simpati akan menjadi senjata ampuh bagi pendidik untuk menarik perhatian peserta didik untuk mengikuti pelajaran.
2.Penyampaian materi pelajaran
Dalam belajar, sesungguhnya peserta didik membutuhkan kepastian akan kebenaran materi pelajaran yang mereka terima. Oleh sebab itu pendidik perlu menguasai materi dengan baik dan disampaikan dengan lancar, tidak tersendat-sendat.
3.Penggunaan strategi dan metode mengajar
Barangkali tidak satupun metode mengajar yang dianggap paling baik. Dalam hal ini dibutuhkan strategi untuk menentukan dan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kondisi terkini di ruang kelas.
Sesuai dengan daya tangkap peserta didik, relevansi materi dan didukung oleh sarana belajar yang tersedia.
4.Penggunaan media belajar
Media belajar adalah semua alat bantu yang digunakan untuk mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran.
Jika tidak memiliki media belajar yang memadai, paling tidak pendidik membuat charta atau gambar sederhana di papan tulis untuk menjelaskan materi pelajaran.
5.Pengaitan materi dan pengetahuan peserta didik
Materi pelajaran yang disampaikan perlu dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik sehari-hari. Jika materi pelajaran dirasa jauh dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik, pendidik perlu memodifikasi materi pelajaran menjadi bentuk sederhana. Membuat contoh-contoh sederhana sesuai dengan kehidupan sosial dan lingkungan alam peserta didik.
Pembelajaran Bermakna Melalui Dongeng
Salah satu media belajar yang bisa dimanfaatkan pendidik untuk melakukan pembelajaran bermakna adalah melalui dongeng. Dongeng merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika terhadap peserta didik. Termasuk menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari dongeng adalah nilai kejujuran, kerendah hatian, kesetiakawanan, kerja keras, dan lain sebagainya. Bagi murid usia sekolah dasar (SD), ternyata mendongeng masih tetap selalu dinantikan. Cerita atau dongeng adalah salah satu media komunikasi guna menyampaikan beberapa pelajaran atau pesan moral kepada peserta didik.
Pembelajaran melalui dongeng tentu sangat menyenangkan bagi peserta didik. Selain itu, nilai-nilai baik yang ada pada dongeng bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bisa dikatakan bahwa mendongeng adalah cara melakukan pembelajaran yang bermakna.
Berikut tujuh cara menerapkan pembelajaran bermakna melalui dongeng :
1. Tetapkan tujuan pembelajaran
Sebelum memulai melakukan pembelajaran bermakna melalui dongeng, pendidik harus membuat tujuan pembelajaran terlebih dahulu. Dengan tujuan pembelajaran tersebut, pendidik nantinya bisa memilih dongeng yang sesuai. Dan tujuan pembelajaran ini bisa menjadi pedoman dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Pilih dongeng yang sesuai dengan tujuan pembelaran
Dongeng memiliki banyak ragam, pastikan pendidik memilih dongeng yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dongeng yang bisa membantu menyampaikan materi pembelajaran. Dan yang disesuaikan dengan usia peserta didik
3. Kuasai isi dongeng
Sebelum mendongeng kepada peserta didi, tentu pendidik harus menguasasi isi dongeng. Penguasaan di sini lebih di titik beratkan pada penguasaan unsur-unsur pembangun dalam cerita seperti tokoh, seting, alur, dan juga konflik.
4. Hidupkan tokoh
Memberi ekspresi emosi inilah yang disebut menghidupkan tokoh apalagi disertai ekspresi mimik pendongeng yang pas. Secara audio pun peserta didik akan dapat mengimajinasikan keadaan tokoh-tokoh dalam cerita.
5. Menghidupkan kata-kata
Menghidupkan kata dapat dilakukan dengan cara memberi sifat pada kata-kata tersebut.
“tiba-tiba harimau itu menyambar Gurka dengan kukunya yang tajam
dan….. bettt, dada Gurka terobek hingga mengeluarkan darah yang merah.”
“air yang sejuk di pegunungan itu gemericik menambah sejuknya suasana”
dari dua contoh kalimat tersebut, kita akan melihat betapa sebuah kata akan memiliki “roh” yang berbeda dengan kata yang lain.
Mengucapkan kata merah, darah akan sangat berbeda dengan air, sejuk. Coba fahami perbedaannya. Kata merah dan darah bersifat mengerikan, menakutkan, dan lain sebagainya, sedangkan kata air dan sejuk mempunyai sifat damai, tentram, dan lain sebagainya. Itulah yang dinamakan menghidupkan kata kata.
6. Iklas dalam mendongeng
Sedapat mungkin pendidik harus ikhlas ketika mendongeng. Suasana hati akan sangat berpengaruh ketika menyampaikan sebuah dongeng.
7. Teknik memulai dan mengakhiri dongeng
Awalilah sebuah dongeng dengan appersepsi yang menarik. Banyak sekali teknik-teknik muncul yang dapat dgunakan. Pendidik perlu membuat beberapa improvisasi lewat lagu, suara yang beranekaragam, atau menggunakan alat peraga.
Akhirilah sebuah dongeng dengan ending yang terbuka sehingga akan memancing peserta didik untuk ingin tahu cerita selanjutnya. Ini juga akan membuat peserta didik menanti cerita selanjutnya.