7 Budaya Positif yang Bisa Diterapkan di Sekolah
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan pelaksanaan pendidikan di sekolah yaitu untuk membentuk siswa Indonesia menjadi generasi yang berpendidikan, cerdas, dan berkarakter. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pembiasaan atau proses yang baik. Proses pembiasaan tersebut dikenal dengan budaya atau pembudayaan.
Untuk membentuk siswa yang berprestasi dan berkarakter baik, maka sekolah perlu membangun budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya sekolah sendiri diartikan sebagai tradisi sekolah yang tumbuh serta berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, budaya sekolah menjadi kebiasaan yang disepakati bersama untuk dilakukan dalam waktu yang lama ketika terjadi kegiatan pembelajaran.
Dengan membangun kebiasaan atau budaya positif di lingkungan sekolah, maka nilai-nilai baik bisa diterima oleh siswa dan membentuk karakter dan kecerdasan mereka.
Bentuk untuk membangun budaya positif di sekolah cukup beragam, salah satunya seperti banyaknya program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa. Beberapa program atau budaya sekolah seperti sekolah adiwiyata, program literasi untuk meningkatkan berpikir kritis pada siswa, program kantin kejujuran untuk menumbuhkan sikap jujur, dan lainnya.
Bahkan, pembentukan karakter menjadi salah satu tujuan utama dalam pendidikan. Hal ini juga dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia yang mengisyaratkan jika pendidikan untuk mencapai kehidupan yang bahagia.
Adapun karakter yang diharapkan dari pelaksanaan pendidikan yaitu menjadi manusia serta anggota masyarakat yang yang tercantum dalam profil pelajar Pancasila yaitu Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis serta Mandiri.
7 Budaya Positif di Sekolah yang Bisa Diterapkan
Ada banyak budaya positif yang seharusnya diterapkan di sekolah untuk membiasakan warga sekolah melakukan hal baik, memiliki akhlak, dan bermanfaat untuk lingkungan. Untuk menerapkan budaya positif di sekolah tentu diperlukan peran guru dan sekolah yang optimal. Guru bisa membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan siswa di masa depan menjadi manusia berdaya, bukan hanya untuk pribadinya saja tetapi berdampak positif pada masyarakat.
Adapun berikut ini merupakan tujuan budaya positif di sekolah yang bisa diterapkan, yaitu:
1. Melaksanakan Tata Tertib Sekolah
Di setiap sekolah pastinya ada tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Tata tertib berfungsi sebagai pembatas antara yang boleh dan tidak boleh dan antara yang baik dan tidak baik bagi warga sekolah.
Sekolah membuat tata tertib untuk disepakati dan dijalankan bersama. dengan melaksanakan dan menaati tata tertib maka situasi di sekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama. Program sekolah juga jadi berjalan sesuai dengan aturan main. Kebiasaan positif ini harus terus berkembang hingga menjadi karakter.
2. Cinta Kebersihan dan Lingkungan
Penanaman rasa cinta kebersihan adalah budaya positif yang harus dimiliki setiap siswa. Di sini, cinta kebersihan artinya menjaga kebersihan terhadap diri sendiri dan juga terhadap lingkungan sekolah.
Kebersihan terhadap diri sendiri bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang sehat dan jiwa yang kuat. Siswa juga akan dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik setiap harinya.
Untuk rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan sekolah, siswa dapat membuat jadwal piket membersihkan kelas dan halaman sekolah supaya bersih. Dengan lingkungan sekolah yang bersih, maka akan tercipta udara segar dan belajar jadi nyaman.
3. Kejujuran
Karakter kejujuran juga sangat penting untuk ditanamkan di lingkungan sekolah, bukan hanya untuk siswa, tetapi guru juga sebagai tenaga pengajar. Kejujuran adalah investasi yang berharga terciptanya komunikasi dan hubungan yang sehat antar manusia.
Dampak positif dari menjadi manusia yang jujur ada untuk berbagai sisi kehidupan. Apalagi di masa sekarang di mana kejujuran mahal harganya. Karakter ini harus sudah dibangun dan ditanamkan sejak usia dini. Menjadi orang yang dipercaya orang lain adalah hal yang sangat indah untuk dimiliki seseorang.
4. Religius
Dengan menanamkan karakter religius sejak usia dini, maka akan jadi langkah awal menumbuhkan sikap dan perilaku keberagamaan pada siswa. Upaya penanaman nilai religius harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Misalnya di tahap masa kanak-kanak, mereka ada di tahapan meniru dari yang dilihat dan didengar.
Yang bisa dilakukan oleh sekolah adalah dengan membiasakan berdoa sebelum memulai kegiatan dan selalu bersyukur kepada Tuhan YME. Peran guru sangatlah penting di sini untuk jadi teladan, pengingat, dan sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan bersifat religius.
5. Kepedulian
Sikap peduli adalah tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan. Kepedulian siswa dapat ditanamkan di sekolah melalui berbagai cara, misalnya dengan menjenguk dan mengumpulkan uang dari teman-teman saat ada teman sekelas atau guru yang sakit. Dengan memiliki kepedulian dalam diri siswa sejak dini, maka mereka akan disenangi oleh banyak teman dan jadi terbiasa untuk saling tolong menolong.
6. Sifat Toleransi
Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Karena itulah sangat penting untuk memiliki sifat toleransi antar sesama. Di sekolah pastinya berkumpul siswa dan guru dari berbagai agama dan suku. Contoh hal yang bisa dilakukan untuk menyongsong sifat toleran adalah dengan tidak memaksakan pendapat sendiri kepada orang lain dan saling menghargai perbedaan dengan sesama.
7. Sikap Nasionalis
Sikap nasionalis atau cinta tanah air dapat diimplementasikan dengan cara berpikir dan bertindak untuk menaruh kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Karakter ini dapat ditanamkan dengan pelaksanaan upacara bendera dan menghormati tokoh bangsa. Sikap ini akan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa.
Itulah 7 budaya positif di sekolah yang bisa diterapkan untuk membangun karakter siswa lebih baik. Tentunya masih banyak budaya-budaya lainnya yang tidak boleh ditinggalkan dan harus diajarkan di sekolah sejak dini seperti budaya sekolah adiwiyata, budaya literasi dan lainnya. Dengan menerapkan budaya positif ini secara konsisten dan dengan sebaik mungkin, maka akan melahirkan generasi Indonesia yang bukan hanya cerdas, tetapi berkarakter baik.