5 Tantangan Guru di Kelas Tatap Muka Saat Pandemi COVID-19

Semenjak penyebaran virus COVID-19 semakin menyebar, pemerintah menerapkan social distancing untuk mencegah terjadinya penyebar luasan virus COVID-19 ini. Adanya pandemi ini menyebabkan terjadinya pembatasan pertemuan dengan banyak orang. Hal ini tentunya sangat berdampak pada segala bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Karena adanya pandemi COVID-19 ini, kegiatan belajar yang mulanya bertatap muka digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang memanfaatkan jaringan atau dengan sistem online.

Dengan adanya pembelajaran dengan sistem online ini, terjadi banyak perubahan yang signifikan. Salah satunya yaitu model pembelajaran yang harus diubah.

Dalam hal ini guru dituntut untuk bisa memberikan model pembelajaran yang sekreatif mungkin sekaligus tetap bisa meningkatkan kemampuan masing-masing siswa.

Gaya belajar yang baru ini kerap kali mendapatkan pertentangan dari beberapa orang tua yang merasa tidak mampu saat mengajarkan anaknya di rumah. Beberapa siswa juga sering mengeluh karena banyaknya tugas yang diberikan sedangkan mereka belum benar-benar memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, adanya pandemi Covid-19 ini merupakan tantangan terbesar dari para guru di tahun 2020 ini.

Apa saja tantangan yang dihadapi guru karena diterapkan PJJ oleh pemerintah?  Tantangan yang dihadapi guru yaitu seperti memastikan bahwa semua siswa hadir ketika kegiatan belajar sedang berlangsung, membuat kegiatan belajar sesingkat mungkin supaya siswa tidak terlalu lama menatap layar komputer, dan guru harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan platform digital.

5 Tantangan yang Dihadapi Guru Ketika Siswa Kembali ke Kelas Setelah Lama PJJ

Pembelajaran jarak jauh merupakan solusi yang diberikan pemerintah untuk memutus mata rantai COVID-19 yang masih ada di Indonesia saat ini. Sayangnya gaya belajar yang diterapkan tidak begitu efektif dan memiliki banyak kendala. Beberapa kendala yang terjadi yaitu seperti terbatasnya kemampuan orang tua untuk memberikan fasilitas yang lebih untuk belajar di rumah, terbatasnya jaringan yang didapatkan serta tidak mampu membeli kuota internet yang banyak. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh pada perkembangan akademik siswa, terutama pada siswa yang perekonomiannya masih minim.

Namun, belakangan hari ini sekolah kembali buka dan beberapa kegiatan sudah kembali berlangsung di dalam sekolah. Hal ini merupakan tantangan baru yang harus dihadapi guru setelah siswa kembali ke kelas. Berikut merupakan tantangan yang harus dihadapi guru. Yuk, simak penjelasannya.

1. Kembali Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Banyak siswa yang beranggapan bahwa yang terjadi tiga bulan terakhir mereka diliburkan dari sekolah. Hal itu sangat dirasakan oleh mayoritas siswa SD. Karena asyiknya mereka bermain, motivasi mereka dalam belajar pun menurun. Oleh karena itu guru sangat berperan penting untuk kembali menumbuhkan minat siswa dalam belajar.

Sayangnya guru tidak bisa leluasa dalam meningkatkan motivasi siswa. Mereka harus tetap memerhatikan protokol kesehatan. Begitu juga dengan sebagian siswa yang harus mematuhi protokol kesehatan sebelum memasuki area sekolah.

2. Jangan Lupakan Social Distancing

Selain itu guru harus tetap mengingat social distancing. Untuk orang dewasa mungkin sangat mudah untuk diterapkan, tetapi akan sangat sulit diterapkan ketika mengajar siswa kelas 1 SD yang tepatnya baru saja memasuki tahun ajaran baru. Oleh karena itu sebelum memulai kegiatan belajar, guru dianjurkan untuk memberikan tahukan informasi yang sangat penting ini kepada siswa.

Apabila dalam kegaiatan belajar mengajar biasanya ada sistem tanya jawab antar sesama siswa, mereka tidak dapat melakukannya lagi. Guru harus jeli dan bersikap tegas saat mengajar. Dalam hal ini guru pun tidak bisa memerhatikan pekerjaan siswa satu per satu saat mereka duduk di meja masing-masing.

3. Waktu Mengajar yang Ekstra

Hal lain yang menjadi tantangan guru, yaitu waktu ekstra yang harus dipunya. Waktu ekstra yang dimasksud di sini adalah kondisi di mana guru harus bisa menerapkan sistem PJJ kepada sebagian siswa yang memiliki fasilitas lebih di rumah, sedangkan guru pun turut datang ke sekolah untuk mengajar sebagian siswa yang tidak memiliki fasilitas di rumah. Tentunya untuk merealisisaikan kegiatan ini, guru harus memiliki waktu yang lebih untuk mengajar.

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif dan cepat supaya siswa yang PJJ pun tidak terlalu lama menatap layar monitor dan sebagian siswa yang datang ke kelas pun tidak terlalu lama berada di luar lingkungan rumahnya. Dalam hal ini, kiranya orang tua turut membantu proses pembelajaran yang diterapkan guru saat mengajar. Ada baiknya guru dan orang tua sesekali berkonsultasi mengenai kemampuan belajar anak. Dengan adanya konsultasi antar guru dan orang tua, masalah yang dihadapi siswa akan teratasi dengan baik dan tepat.

4. Model Pembelajaran yang Harus Fleksibel

Dengan kembalinya siswa ke sekolah setelah lama PJJ membuat guru kembali mengganti model pembelajaran yang akan diterapkannya nanti saat mengajar. Dalam hal ini, model pembelajaran yang tepat digunakan guru yaitu model pembelajaran yang dulu, yaitu teacher centre atau pembelajaran yang berpusat pada guru.

Teacher centre merupakan solusi terbaik untuk saat ini. Hal ini dikarenakan guru dapat menekan interaksi siswa supaya tidak terlalu berlebihan dan keadaan kelas menjadi lebih kondusif. Sedangkan kelemahan yang akan diterima yaitu siswa menjadi lebih pasif di dalam kelas. Selain itu, kegiatan pembelajaran akan lebih monoton dan  sangat membosankan.

6 Peran Guru Penggerak dalam Program Merdeka Belajar
Konsep yang diberi nama ‘Merdeka Belajar’ ini diyakini menjadi solusi untuk reformasi sistem pendidikan Indonesia. Melalui Merdeka Belajar, siswa diharapkan menjadi seorang yang mandiri, berani, pintar bersosialisasi, sopan, beradab, dan berkompetensi.

5. Waktu Belajar Cepat dan Tepat

Dalam hal ini guru sangat diharapkan dapat mengajar secara efektif dan efisien di dalam kelas. Apabila kita melihat lewat dari kacamata guru, sangat sulit untuk mengelola kelas dengan waktu yang diperkirakan hanya sekitar 1 – 2 jam di dalam kelas, tetapi siswa dapat menyerap semua pelajaran dengan baik. Sedangkan kemampuan siswa berbeda-beda.

Oleh karena itu dalam kegiatan belajar sangat diperlukan peran orang tua dalam meningkatkan kemampuan siswa. Untuk saat ini guru cenderung memberikan beberapa latihan soal saat siswa diminta untuk datang ke sekolah untuk belajar. Latihan soal yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat merangsang siswa untuk belajar dan meningkatkan kemampuan akademik siswa.

Selain itu, guru harus bisa menelaah kemampuan dan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar daring ataupun luring ini. Guru tidak boleh lengah karena beberapa orang tua turut mengerjakan pekerjaan rumah anaknya di rumah dengan alasan anak tidak dapat diajar dengan baik di rumah dan mereka lelah mengajar, tetapi anak tetap tidak paham dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, penting buat guru untuk selalu berkonsultasi dengan orang tua di rumah.

Akankah Teknologi Pendidikan Jadi Mainstream Pasca Pandemi
Menteri Nadiem sejak awal memang sudah memiliki rencana konsep dan model pendidikan yang mengarah pada penguatan pemanfaatan TIK dan Teknologi Pendidikan. Program ‘Merdeka Belajar’ yang diusung beliau juga tidak terlepas dari peran sentral penggunaan Teknologi Pendidikan di dalamnya.

Tantangan ketika pembelajaran jarak jauh telah usai lebih berat dibandingkan sebelumnya. Demi memajukan anak bangsa, guru harus memberikan kemampuan terbaiknya di saat pandemi COVID-19 ini yang tidak kunjung usai.