5 Hal Penting yang Harus Diketahui Mengenai Multigrade Teaching
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tersebar luas. Hal ini, tak pelak lagi akan menghadapi masalah distribusi atau penyebaran dan masalah disparitas atau perbedaan. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, salah satu masalah yang belum terpecahkan adalah penyebaran guru secara merata. Indonesia belum mampu untuk menyebarkan guru SD secara merata hingga ke pelosok tanah air. Padahal, jumlah guru SD secara keseluruhan tidaklah termasuk kurang hanya saja penyebarannya yang belum merata.
Ini yang kemudian menyebabkan kekurangan guru di berbagai, khususnya di daerah kecil, sulit dan terpencil. Dalam urusan disparitas kualitas, hasil belajar rata-rata murid SD di kota-kota besar umumnya jauh lebih tinggi daripada teman-teman mereka di daerah terpencil.
Banyak guru yang mengajar lebih dari dua kelas. Hal ini dikarenakan jumlah guru yang masih kurang, sehingga semakin memperburuk disparitas ini. Akan tetapi, perangkapan kelas harusnya bisa disiasati. Caranya dengan mencari cara terbaik tentang multigrade teaching atau pembelajaran kelas rangkap.
Apa itu Multigrade Teaching?
Multigrade teaching atau pembelajaran kelas rangkap ini sebenarnya tidak hanya dialami oleh negara berkembang seperti Indonesia saja, tetapi ada juga negara maju yang mengalaminya. Misalnya, di Northern Territory of Australia, 40% dari sekolah yang ada di kawasan ini menerapkan multigrade teaching.
Di negeri kincir angin Belanda, ada 29 % kelas yang juga mengalami multigrade teaching. Bahkan, di Amerika Serikat masih dijumpai 1000 sekolah yang hanya memiliki satu ruang kelas.
Multigrade teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang di mana guru akan mengajar di dalam satu ruang kelas atau lebih dalam waktu sama yang sama. Pada kesempatan ini, guru akan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. Selain itu, multigrade teaching juga mendefinisikan seorang guru yang mengajar di dalam satu ruang kelas atau lebih, dan menghadapi setiap siswa dengan kemampuan dan kemajuan belajar yang beragam.
Mengapa Ada Multigrade Teaching?
Beberapa faktor penyebab munculnya multigrade teaching ini antara lain :
Faktor Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya, mendorong penggunaan multigrade teaching.
Faktor Demografis
Guru dapat menerapkan multigrade teaching jika siswa yang diajar dalam jumlah kecil dan tinggal di daerah pemukiman yang jauh. Penerapan multigrade teaching dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang praktis untuk dilaksanakan. Di wilayah perkotaan sekalipun, faktor demografis juga dapat diterapkan.
Faktor Kurangnya Guru
Meskipun secara keseluruhan jumlah guru mencukupi, masih cukup sulit untuk mencari guru yang dengan siap dan bersungguh-sunggu mengajar di daerah terpencil. Selain itu, pemerintah juga belum melakukan penyebaran guru secara merata.
Terbatasnya Ruang Kelas
Di beberapa daerah, masih ada sekolah yang memiliki keterbatasan ruang kelas. Walaupun jumlah siswanya terhitung cukup besar, jumlah ruang kelas yang tersedia jumlahnya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kelas yang tersedia.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan menggabungkan 2 atau lebih kelas yang sedang diajar oleh seorang guru. Hal inilah yang membuat hadirnya sistem multigrade teaching.
Adanya Guru yang Tidak Hadir
Alasan guru yang tidak hadir ini nyatanya bukan hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun juga berlaku. Seperti yang kita lihat di daerah Jakarta, musibah banjir kerap dapat menghambat kinerja guru dalam mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru yang tidak mengalami musibah tersebut memiliki kesempatan untuk mengajar di kelas yang tidak ada gurunya.
Faktor Lainnya
Adapun kenyataan yang harus dihadapi seorang guru yaitu menghadapi siswa dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar yang beragam. Di daerah kota yang penduduknya padat, kemungkinan besar guru akan menghadapi siswa dengan jumlah 40-50 orang. Hal ini juga dapat dirasakan guru ketika mereka mengajar di salah satu sekolah "favorit" dikareanakan besarnya minat orangtua untuk mengirimkan anak-anaknya ke sekolah tersebut.
Dikarenakan jumlah siswa yang banyak dan jumlah ruang kelas yang tersedia tidak mencukupi, maka sulit untuk mengharapkan keberlangsungan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Untuk menghadapi permasalahan ini, multigrade teaching dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Misalnya, di dalah satu ruang kelas terdapat 40 orang siswa atau lebih, maka kelas tersebut akan diajar oleh seorang guru pada waktu dan mata pelajaran yang sama. Dengan sistem multigrade teaching inilah guru dapat membagi siswa menjadi dua atau lebih sub-kelas yang terdiri dari 10-20 siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa multigrade teaching tidak hanya semata-mata dilihat dari dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga dilihat dari dalam satu tingkat kelas yang sama, namun terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda.
Hal Penting yang Harus Diketahui Mengenai Multigrade Teaching
Lalu bagaimana agar multigrade teaching ini berjalan lancar? Berikut lima hal penting yang harus diketahui mengenai multigrade teaching ini.
1. Ketahui Prinsip Dasar dalam Melaksanakan Multigrade Teaching
Ada beberapa prinsip dasar yang penting untuk menghasilkan multigrade teaching yang baik, yaitu:
- Relevan tidaknya dengan budaya setempat;
- Keterlibatan penuh dari pihak orangtua dan masyarakat;
- Guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan narasumber bagi masyarakat;
2. Ketahui Dua Pendekatan Utama dalam Melaksanakan Multigrade Teaching
Ada dua penedekatan utama dalam multigrade teaching ini, yaitu:
- Pendekatan anak “secara menyeluruh” : Pada kesempatan ini, guru dapat mendekati siswa secara menyeluruh dikarenakan jumlah siswa yang lebih sedikit di sekolah tersebut. Hal ini dapat terjadi karena kecilnya komunitas di lingkungan tempat tinggal tersebut. Oleh karena itu, guru dapat membangun hubungan yang dekat antara anak PAUD, Posyandu, Taman Kanak-kanak, dan SD. Dengan ruang lingkup yang lebih kecil, guru dan pihak sekolah dapat memberikan perhatian lebih kepada setiap anak secara menyeluruh. Tidak hanya dalam bidang pendidikan saja, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan status gizi siswa, sejarah keluarga, dan lingkungan rumah mereka.
- Pendekatan sekolah “secara menyeluruh“ : Karena kebanyakan pelaksanaan multigrade teaching berlangsung di sekolah-sekolah yang biasanya terpencil, terisolasi dan miskin, maka kompetensi yang harus dimiliki para guru dan kepala sekolah seharusnya dapat melebihi keterampilan teknik multigrade teaching. Dalam hal ini pihak sekolah harus mampu mendorong pengembangan berbagai macam keterampilan yang dimiliki guru, perilaku serta sikap yang diperlukan staf sekolah.
3. Model Ruang Kelas yang Digunakan
Manajemen kelas dan ruang kelas yang digunakan pada dasarnya fleksibel tetapi terstruktur dalam hal yang berkaitan dengan kurikulum.
4. Kurikulum yang Digunakan
Kurikulum dan bahan yang fleksibel dan berorientasi pada tema pembelajaran; lingkungan ruang kelas yang fleksibel, menarik dan berfokus pada siswa.
5. Pusat Pembelajaran
Metodologi pembelajaran yang aktif, berpusat pada siswa, partisipatif, kooperatif, dan tiap siswa dapat menentukan sendiri seberapa cepat siswa bisa menyerap pelajaran.